LOMBOK UTARA-Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya didampingi Gubernur NTB, Zulkieflimansyah sudah dua kali mengunjungi Lombok Utara, NTB. Kunjungannya kali ini dalam rangka kunjungan kerja (Kunker) sekaligus groundbreaking dan penanaman pohon ekaliptus di Ama-Lurra Resort di Gili Air.
“Jadi ini salah satu bentuk usaha kita untuk cepat membangkitkan kembali pariwisata,” ungkapnya di Ama-Lurra Resort, Gili Air, Kamis (21/2).
Groundbreaking tersebut salah satu bentuk membangkitkan kembali semangat pariwisata di Lombok. Khusus Lombok Utara yakni Gili Air, Meno dan Trawangan.
Juga salah satu dari tiga kegiatan kunjungan Menpar di NTB. Sedangkan dua kegiatan lainnya adalah peresmian Poltekpar di Lombok Tengah dan Membuka acara creative dialogue untuk millenial.
“Jadi ketiga acara tersebut untuk mendorong Lombok Bangkit yang saat ini sedang kita programkan,” jelasnya.
Dia berharap, dengan kunjungannya ini bisa membuat Lombok cepat bangkit pasca di guncang gempa 2018 lalu. Sebab, saat ini sudah terlihat tingkat penerbangan yang ke Lombok sudah mulai pulih.
Berdasarkan laporan terakhir yang diterimanya, tingkat kunjungan pasca gempa itu sudah hampir 50 persen. Namun ada lagi bencana lain terjadi. Yakni kenaikan harga tiket pesawat, sehingga membuat pariwisata slow down.
“Akibatnya okupansi dan kunjungan wisatawan turun lagi menjadi 30 persen,” sambungnya.
Namun, ada hal lain yang menjadi kabar bagus untuk kebangkitan pariwisata ini. Di Juni mendatang akan dibuka penerbangan baru dari Singapura ke Lombok dan Malaysia ke Lombok.
Tentunya, dengan dibukanya rute penerbangan baru ini diharapkan bisa mendatangkan wisatawan mancanegara. Sehingga Lombok ini bisa cepat pulih kembali.
“Bukan karena tiket pesawat juga sih, mungkin juga, turunnya kunjungan ini karena gempa Agustus 2018 lalu itu,” cetusnya.
Dia mengaku, dimana pun daerah yang terdampak bencana, pasti yang menjadi sasaran utamanya adalah tempat pariwisata. Tingkat kunjung wisatawan pasti berkurang.
Bahkan, kata dia, untuk bisa pulih kembali, daerah membutuhkan waktu selama 6 bulan. Seperti bencana di Bali beberapa waktu lalu, bencananya terjadi di bulan September, dan April baru mereka (Bali) bisa pulih.
“Karena itu, saya harap di NTB, terhitung sejak Agustus 2018, di April mendatang bisa pulih kembalilah,” harapnya.
Untuk mendorong percepatan pemulihan pariwisata ini. Kemenpar RI sudah memberikan bantuan berupa dana Rp 10 miliar. Namun, setelah dihitung bukan Rp 10 miliar yang dikucurkan, melainkan sudah sebanyak Rp 20 miliar.
“Jadi anggaran yang dikucurkan ini untuk melakukan promosi hingga ke luar negeri. Sampai Lombok ini bangkit kembali,” pungkasnya. (ham)